Hal2..Makna dan Kegunaan etika


4.2 ETIKA NORMATIF DAN ETIKA TERAPAN
Etika sebagai ilmu tentang moralitas, juga dapat dianggap sebagai ilmu yang
menyelidiki tingkah laku moral manusia. Di dalam perkembangannya etika dibedakan
menjadi etika deskriptif, etika normatif dan metaetika (Bertens, 2001: 15-22). Dalam
bagian ini akan dibahas dahulu pembagian etika dan kemudian dibahas tentang etika
terapan.
4.2.1 Etika Deskriptif
Etika deskriptif memberikan gambaran tentang tingkah laku moral dalam arti
yang luas, seperti berbagai norma dan aturan yang berbeda dalam suatu masyarakat atau
individu yang berada dalam kebudayaan tertentu atau yang berada dalam kurun atau
periode tertentu. Norma atau aturan tersebut ditaati oleh individu atau masyarakat yang
berasal dari kebudayaan atau kelompok tertentu.
Sebagai contoh, masayarakat Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap orang
yang lebih tua dengan menghormatinya, bahkan dengan sapaan yang halus merupakan
ajaran yang harus diterima. Apabila seseorang menolak melakukan hal itu, maka
masyarakat menganggapnya aneh, ia dianggap bukan orang Jawa.
Norma-norma tersebut berisi ajaran atau semacam konsep etis tentang yang baik
dan tidak baik, tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Dengan kata
lain, etika deskriptif mengkaji berbagai bentuk ajaran-ajaran moral yang berkaitan
dengan “yang baik” dan “yang buruk”. Ajaran tersebut lazim diajarkan oleh para
pemuka masyarakat pada masyarakatnya ataupun individu tertentu dan nampaknya
sering terdapat pada suatu kebudayaan manusia. Mempelajari etika orang Jawa ataupun
etika orang Bugis adalah suatu contoh dari bentuk etika deskriptif.
4.2.2 Etika Normatif
Bagian yang dianggap penting dalam studi etika adalah etika normatif.
Mengapa? Karena ketika mempelajari etika normatif muncul berbagai studi atau kasus
yang berkaitan dengan masalah moral. Etika normatif merupakan etika yang mengkaji
tentang apa yang harus dirumuskan secara rasional dan bagaimana prinsip-prinsip etis
dan bertanggung jawab itu dapat digunakan oleh manusia. Di dalam etika normatif hal
yang paling menonjol adalah munculnya penilaian tentang norma-norma tersebut.
Penilaian tentang norma-norma ter-sebut sangat sangat menentukan sikap manusia
tentang “yang baik’ dan “yang buruk”.
Dalam mempelajari etika normatif, dijumpai etika yang bersifat umum dan etika
yang bersifat khusus. Etika umum memiliki landasan dasar seperti norma etis/norma
moral, hak dan kewajiban, hati nurani, dan tema-tema itulah yang menjadi kajiannya.
Sedang etika khusus berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas perilaku
manusia yang khusus. Lama kelamaan etika khusus tersebut berkembang menjadi etika
terapan (applied etics). Etika khusus mengembangkan dirinya menjadi etika individual
dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap individu terhadap
dirinya sendiri. Sedang etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola
perilaku manusia sebagai anggota umat manusia atau masyarakat. Bentuk etika sosial
yang diterapkan pada berbagai bentuk memunculkan kajian-kajian mengenai etika
keluarga, etika profesi (etika biomedis, etika perbankan, etika bisnis dan sebagainya),
etika politik, etika lingkungan hidup
Metaetika
Metaetika adalah kajian etika yang membahas tentang ucapan-ucapan ataupun
kaidah-kaidah bahasa aspek moralitas, khususnya yang berkaitan dengan bahasa etis
(yaitu bahasa yang digunakan dalam bidang moral). Kebahasaan seseorang dapat
menimbulkan penilaian etis terhadap ucapan mengenai “yang baik” dan “yang buruk”
dan kaidah logika. Sebagai contoh, sebuah tayangan iklan obat-obatan dengan merk
tertentu pada televisi swasta sering menyesatkan banyak orang dengan slogan-slogan
yang mengajurkan untuk minum obat tertentu dengan khasiat semua penyakit yang
diderita akan hilang dan orang menjadi sehat kembali. Slogan-slogan tersebut sangat
berlebihan dan ketika orang mulai mengkritik slogan tersebut, maka dimunculkan oleh
sekelompok produsen, yaitu ucapan etis. Ucapan etis itu berbunyi: “jika sakit berlanjut
maka hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut seakan menjadi semacam perilaku moral
yang baik yang dihadirkan oleh sekelompok produsen dan disampaikan agar masyarakat
menjadi lebih “bijaksana” dalam meminum obat tersebut.
4.2.4 Etika Terapan.
Etika terapan (applied ethics) adalah studi etika yang menitikberatkan pada
aspek aplikatif atas dasar teori etika atau norma yang ada. Etika terapan muncul akibat
perkembangan yang pesat dari etika dan kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX,
etika terapan menjadi suatu studi yang menarik dan kontemporer, karena terlibatnya
berbagai bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu
keperawatan dan sebagainya) dalam mengkaji etika.
Disebut sebagai terapan karena sifat etika yang praktis, yaitu memperlihatkan
sisi kegunaannya. Sisi kegunaan itu berasal dari penerapan teori dan norma etika ketika
berada pada perilaku manusia. Sebagai ilmu praktis, etika bekerja sama dengan bidang
ilmu lain dalam melihat prinsip yang baik dan yang buruk. Penyelidikan atau kajian
etika terapan meliputi dua wilayah besar, yaitu kajian yang menyangkut suatu profesi
dan kajian yang berkaitan dengan suatu problem atau masalah. Kajian tentang profesi
berarti membahas etika terapan dari sudut profesi tertentu, misalnya etika kedokteran,
etika politik, etika bisnis, etika keperawatan. Etika terapan yang meyoroti tentang
berbagai masalah atau problem misalnya pencemaran lingkungan hidup menimbulkan
kajian tentang etika lingkungan hidup; pembuatan, pemilikan dan penggunaan senjata
nuklir menimbulkan kajian tentang etika nuklir; deskriminasi terhadap berbagai bentuk
(ras, agama, gender, warna kulit, dan lain-lain) menyebabkan munculnya studi tentang
hal itu (misal etika feminisme, etika multikultural). Jadi jelaslah bahwa etika terapan
yang berkaitan dengan problem atau masalah tersebut sangat diminati oleh masyarakat
modern saat ini karena topiknya sangat relevan dan aktual dengan kehidupan modern
dan kontemporer.
a). Pengertian Etika Profesi
Bidang etika terapan yang dapat dipelajari secara lebih khusus adalah etika
profesi. Etika profesi merupakan bidang yang sangat diperlukan bagi dunia kerja
manusia, khususnya yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dan arus globalisasi yang sedemikian pesat ini, dibutuhkan
sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan, ketrampilan, serta kepandaian dalam
mengolah dan menguasai teknologi yang dihadapinya ketika ia bekerja. Selain
menguasai pendidikan formal, pengalaman bekerja, maka sumber daya manusia itu
membutuhkan semacam sarana untuk berpijak dalam bidang yang digelutinya. Sarana
itu adalah etika profesi. Mengapa harus etika profesi? Etika profesi adalah etika yang
berkaitan dengan profesi manusia atau etika yang diterapkan dalam dunia kerja
manusia. Di dalam dunia kerjanya, manusia membutuhkan pegangan, berbagai
pertimbangan moral dan sikap yang bijak